Gubernur jenderal yang memindahkan kantor dagang voc dari maluku ke jayakarta adalah Jan Pieterszoon Coen atau J.P. Coen.

Gubernur jenderal yang memindahkan kantor dagang voc dari maluku ke jayakarta adalah

Dalam artikel ini akan membahas dan memberikan jawaban soal gubernur jenderal yang memindahkan kantor dagang voc dari maluku ke jayakarta adalah

 

Berikut ini pembahasan dan jawaban yang bisa kamu jadikan sebagai referensi.

 

Soal

Gubernur jenderal yang memindahkan kantor dagang voc dari maluku ke jayakarta adalah

 

✅ Jawaban Terverifikasi Ahli

Baca Juga:  Coba kamu uraikan dengan singkat mengapa pergerakan nasional pada tahun 1930 menjadi lebih moderat

Jawaban

Gubernur jenderal yang memindahkan kantor dagang voc dari maluku ke jayakarta adalah Jan Pieterszoon Coen atau J.P. Coen.

 

Pembahasan

Gubernur Jenderal VOC yang memindahkan pusat pemerintahan VOC dari Ambon ke Batavia adalah Jan Pieterszoon Coen atau J.P. Coen. Perpindahan tahun 1620 dilakukan karena Batavia dianggap lebih strategis dan berpotensi untuk mengembangkan usaha perdagangan VOC

 

Sebelumnya pusat VOC berada di Ambon, Ternate dan Banda dengan tujuan menguasai perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Maluku dan menyingkirkan kekuatan imperialisme Portugis.

Baca Juga:  Sriwijaya berperan penting sebagai pusat perkembangan agama

 

Alasan pemindahan markas kali ini karena Batavia memiliki lokasi yang jauh lebih strategis dan dinilai lebih potensial untuk dapat mengembangkan bisnis perdagangan VOC.

 

Apalagi, Coen juga memiliki visi membangun jaringan perdagangan antar Asia. Maluku memang merupakan penghasil utama rempah-rempah, namun letaknya dinilai kurang menguntungkan dan jauh dari jalur perdagangan Asia sehingga sulit dijangkau kapal dari daerah atau negara lain.

Baca Juga:  Pada masa pemerintahannya, sultan aceh, iskandar muda, menyusun sebuah kitab yang berjudul adat makuta alam, yang isinya terkait

 

Sementara itu, letak Batavia yang dekat dengan Selat Malaka dan Selat Sunda memudahkan VOC menjalin hubungan dengan pelabuhan-pelabuhan besar, seperti Banten, Cirebon, Aceh, dan kawasan Melayu.

 

Alasan lainnya, Batavia dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan tersibuk di Jawa Barat sejak tahun 1570-an.