Liputan Terupdate Fintech Utang Pinjol Warga Indonesia Tembus Rp78,5 Triliun
Fintech

Utang Pinjol Warga Indonesia Tembus Rp78,5 Triliun

Ilustrasi utang pinjol warga Indonesia

Utang Pinjol Warga Indonesia Meningkat Hampir 30 Persen

Utang pinjol warga Indonesia terus mencetak rekor baru. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa total outstanding pembiayaan dari pinjaman online atau pembiayaan digital berbasis fintech Peer to Peer (P2P) Lending pada Januari 2025 mencapai Rp78,50 triliun. Angka tersebut menunjukkan peningkatan signifikan, yakni 29,94% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan Januari 2024.

“Pada industri fintech P2P Lending, outstanding pembiayaan per Januari 2025 tumbuh 29,94% yoy. Di bulan sebelumnya, Desember 2024, pertumbuhannya sebesar 29,14% yoy dengan nominal total mencapai Rp78,50 triliun,” ujar Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK dalam konferensi pers virtual, Selasa (4/3/2025).

Peningkatan utang pinjol warga Indonesia ini menandakan tingginya permintaan terhadap akses pembiayaan berbasis digital, terutama dari kalangan masyarakat yang belum terjangkau layanan perbankan konvensional. Namun, tren ini juga mengisyaratkan pentingnya literasi keuangan agar risiko utang tidak semakin membebani.

Tingkat Kredit Macet Pinjol Tetap Stabil

Meski pinjaman meningkat tajam, OJK menegaskan bahwa tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) alias kredit macet tetap terkendali.

“Secara agregat, TWP90 stabil di angka 2,52% pada Januari 2025, dibandingkan dengan Desember 2024 sebesar 2,60%,” kata Agusman. Hal ini menunjukkan kemampuan bayar masyarakat terhadap utang pinjol warga Indonesia masih dalam batas yang relatif aman.

Konsistensi dalam menjaga rasio TWP90 ini dinilai positif oleh otoritas, karena mencerminkan manajemen risiko yang semakin baik oleh penyelenggara fintech lending.

Pembiayaan Multifinance Tumbuh, Tapi Melambat

Sektor pembiayaan multifinance juga mencatat pertumbuhan. Total piutang tercatat Rp504,33 triliun per Januari 2025, naik 6,04% yoy. Namun, pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan Desember 2024 yang tercatat naik 6,92% yoy.

Adapun rasio pembiayaan bermasalah atau Non-Performing Financing (NPF) menunjukkan sedikit peningkatan.

  • NPF gross naik menjadi 2,96% (Desember 2024: 2,70%)

  • NPF net naik menjadi 0,93% (Desember 2024: 0,75%)

Kondisi ini menandakan perlunya penguatan kualitas penyaluran pembiayaan serta mitigasi risiko dari para pelaku industri multifinance agar tren pertumbuhan tetap sehat.

Pembiayaan Modal Ventura Mengalami Penurunan

Di sisi lain, sektor modal ventura mengalami penurunan pembiayaan. Total pembiayaan modal ventura tercatat Rp15,81 triliun pada Januari 2025, turun 3,58% yoy.

Penurunan ini sebenarnya lebih ringan dibandingkan Desember 2024, yang mencatat kontraksi sebesar 8,65% yoy. Meski begitu, pelaku usaha di sektor ini diharapkan mampu berinovasi untuk mendorong kinerja ke depan, terutama dalam mendukung pendanaan startup dan UMKM.


Kesimpulan

Utang pinjol warga Indonesia terus naik, bahkan menembus angka Rp78,5 triliun di awal 2025. Meskipun demikian, indikator risiko seperti TWP90 tetap stabil. Di sisi lain, sektor multifinance tumbuh meski sedikit melambat, sementara pembiayaan modal ventura justru mencatat penurunan.

Perkembangan ini mencerminkan dinamika industri pembiayaan nasional yang semakin kompleks dan perlu diimbangi dengan strategi pengelolaan risiko dan edukasi keuangan yang berkelanjutan.

Exit mobile version