3 Mei 2025
Chicago 12, Melborne City, USA
Fintech

Biar Tak Terjebak Pinjol, Ojk Target 53% Orang Ri Melek Keuangan Di Simpulan 2023

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi
Foto: Shafira Cendra Arini/Detikcom

Jakarta

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan sampai final tahun 2023 ini literasi atau kemelekan keuangan penduduk Indonesia akan meraih 53%. OJK terus mengupayakan peningkatannya lewat aneka macam program, tergolong aktivitas yang menyasar bawah umur SD.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, di sekarang ini literasi keuangan penduduk Indonesia gres meraih angka 49,68%. Ia berharap pada final 2023 ini angkanya bisa tembus sampai 53%.

“Kita kan kini sudah 49%. Kita peluangnya bisa meraih 52% atau 53% di final tahun,” kata perempuan yang bersahabat di sapa Kiki itu, dalam aktivitas Literasi Keuangan di Balai Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/7/2023).

Adapun besaran angka ini meningkat jauh dibandingkan tahun 2019 yang cuma meraih 38,03%. Kiki mengatakan, salah satu upaya OJK dalam mendorong kenaikan literasi digital di tanah air merupakan lewat aktivitas kenaikan literasi terhadap bawah umur SD. Dalam peluang kali ini, aktivitas diselenggarakan lewat kolaborasi dengan Pemerintah Daerah Bogor.

“Ini anggun sekali, jadi kita punya aktivitas untuk bawah umur Indonesia bagaimana menabung sejak dini. Karena bila kita lihat bawah umur kini dengan aneka macam godaan untuk konsumtif sungguh gampang ya,” katanya.

Lewat aktivitas ini, OJK mengajarkan bawah umur bagaimana budaya menabung di tengah terpaan tantangan yang menghasilkan penduduk jadi lebih konsumtif. Pihaknya juga mengajarkan bagaimana cara bawah umur mudah-mudahan bisa mengurus keuangannya. Menurutnya, mengurus keuangan merupakan sebuah life skill yang penting dimiliki setiap orang.

“Literasi keuangan itu penting. Survei menyodorkan bahwa kita sering dengar wacana pinjol. Hal-hal ilegal. Korban terbesar itu guru, ibu rumah tangga, dan pelajar. Itu salah satu korban tertinggi pinjol ilegal,” kata Kiki.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yanh turut mendampingi dilokasi mengatakan, pemerintah punya PR besar untuk memperkuat budaya dalam mengurus keuangan. Pasalnya, di sekarang ini tantangan gres yaitu budaya serba instan. Kondisi inilah yang kerap menghasilkan penduduk terjebak sumbangan online (pinjol) dan investasi ilegal.

“Contohnya pinjol mau punya sesuatu. Mimpi ingin diwujudkan dengan cepat, yaudah minjem tanpa jelas. Minjem ke mana dan bagaimana membayarnya,” kata Bima.

Selain itu, Bima menilai, bawah umur jaman kini gampang terjebak dengan hari ini dan lupa untuk menyusun masa depan. Hal ini menghasilkan bawah umur condong berharap bisa mendapat sesuatu secara instan dan cepat, serta menghabiskannya sesegera mungkin.

“Ini yang mesti kita jadikan PR sama-sama, membangun kultur literasi sekaligus merencanakan karakter-karakter yang siap menjemput masa depan secara berproses. Yang ditangani hari ini kan merupakan turunan dari itu. Anak-anak diajari menabung, diajak melek literasi keuangan, agar mereka bisa merencanakan masa depan secara serius,” pungkasnya.

Sebagai suplemen informasi, menurut hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2022 menunjukkan, literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 49,68%, naik dibanding tahun 2019 38,03%.

Sementara, indeks inklusi keuangan tahun 2022 sebesar 85,10% meningkat dari tahun 2019 sebesar 76,19%. Gap antara tingkat literasi dan inklusi menurun dari 38,16% di tahun 2019 menjadi 35,42% di tahun 2022.

Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, Aman Santosa mengatakan, tingginya gap menyediakan orang-orang sudah menggunakan produk-produk jasa keuangan, namun belum paham risikonya.

“Jadi artinya beliau belum bisa menghitung, ‘Ini bila saya pakai produk ini, karenanya apa, benefitnya apa’, sehingga nanti ia kesanggupan membayarnya ternyata tidak dapat semacam itu,” katanya di Tanah Datar, Sumatera Barat, Rabu malam (21/6/2023).

Namun, ada risiko yang lebih parah. Menurutnya, itu dapat menghasilkan orang menggunakan produk atau jasa keuangan yang ilegal. Oleh sebab itu, pihaknya terus mendorong literasi keuangan masyarakat. Dengan begitu, kata dia, penduduk akan makin bijak menegaskan produk jasa keuangan.

pinjolliterasi keuanganojkbima arya

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image
Choose Video