3 Mei 2025
Chicago 12, Melborne City, USA
Ekonomi Hijau

Wujudkan Potensi Ekonomi Hijau, Pemerintah Diminta Jalankan Hal Ini

Kawasan Ekonomi Hijau
Ilustrasi ekonomi hijau – Foto: Kawasan Ekonomi Hijau (M Fakhry Arrizal/)

Jakarta – Transisi ekonomi hijau dinilai potensial yang besar meraih Rp Rp 4.376 triliun ke output ekonomi nasional dalam 10 tahun ke depan. Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira pun mendorong presiden terpilih, Prabowo Subianto buat mengerjakan dua hal demi meraih potensi tersebut.

Bhima menyampaikan ekonomi hijau dengan mulai terkenal sejalan dengan tingginya seruan negara tujuan ekspor tradisional yang mengembangkan standarisasi lingkungan. Sayangnya, program-program pemerintah masa Joko Widodo (Jokowi) belum sanggup mendukung praktik ekonomi hijau.

“Hasil studi menampilkan 80% kebijakan yg ada dikala ini belum mendukung praktik ekonomi hijau. Misalnya, penerapan pajak karbon masih ditunda, padahal pajak karbon mampu digunakan buat membiayai agenda ekonomi hijau,” kata Bhima terhadap , dikutip Rabu (24/7/2024).

Baca juga: Harita Nickel Restorasi Terumbu Karang di Perairan Pulau Obi

Dia menyertakan ada insentif fiskal ke smelter nikel tanpa memperhatikan pengaruh lingkungan. Lalu, belum adanya peta jalan dekarbonisasi bagi industri baja. Selain itu, ⁠pemberian royalti hilirisasi batubara 0% dalam Undang-Undang Cipta Kerja bertolak belakang dari upaya transisi energi. Terakhir, belum ada Kredit jerih payah rakyat atau KUR, khusus ke sektor ekonomi hijau.

Untuk itu, ia mendorong presiden terpilih, Prabowo Subianto perlu mengerjakan beberapa hal bagi menaikkan transisi ekonomi hijau. Di antaranya, perlu mendorong percepatan target bauran energi terbarukan sebesar 44% sebelum tahun 2030.

“Pak Prabowo perlu mengalihkan insentif dan subsidi di sektor ekstraktif ke jerih payah ekonomi hijau. Perbankan utamanya bank BUMN diperlukan memperbesar takaran pembiayaan ke sektor berkesinambungan dan menerapkan ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam evaluasi kredit,” jelasnya.

Adapun sederet pengaruh yg ditemukan Indonesia apabila menggenjot transisi ekonomi hijau. Bhima menyebut transisi ini menampilkan embel-embel produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp 2.943 triliun dalam 10 tahun ke depan. Selain itu, peralihan ini juga turut mengembangkan lapangan kerja dan pendapatan kerja. Peralihan ke ekonomi hijau diprediksi sanggup menyerap tenaga kerja sampai 19,4 juta orang selama 10 tahun pelaksanaan agenda tersebut.

“Manfaat ekonomi hijau secara rincian pastinya bisa mendorong lapangan kerja lebih besar bahkan hasil hitungan CELIOS, ekonomi hijau mampu menampilkan perkembangan ekonomi lebih besar dibandingkan konvensional,” terangnya.ekonomi hijaupemerintahlingkungan

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image
Choose Video