Crossing over terjadi pada tahap

Crossing over terjadi pada tahap

Crossing over terjadi pada tahap

 

✅ Jawaban Terverifikasi Ahli

KLIK> LIHAT KUNCI JAWABAN

 

Jawaban

Crossing over terjadi pada tahap akhir profase I atau awal metafase I pada pembelahan meiosis I

 

Pembahasan

Pola pewarisan sifat yang kedua adalah pindah silang. Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa pertukaran segmen kromatid yang bukan saudaranya (non-sister chromatids) dari sepasang kromosom homolog. Peristiwa pindah silang terjadi saat pembelahan meiosis I, yaitu pada akhir profase I atau awal metafase I. Pada saat itu, satu buah kromatid akan membelah menjadi dua. Peristiwa pindah silang umumnya terjadi pada organisme seperti manusia, tumbuhan, dan juga hewan.

Baca Juga:  Diberikan Bangun Berupa Setengah Bola Dengan Jari Jari 60 Cm. Tentukan Volumenya

 

Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang baru. Hal ini disebabkan karena adanya rekombinasi gen, yaitu penggabungan dari sebagian gen induk jantan dengan sebagian gen induk betina pada saat proses fertilisasi (pembuahan), sehingga menghasilkan susunan pasangan gen yang berbeda dari gen-gen induknya.

 

Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Crossing Over

Proses crossing over atau pindah silang dapat terjadi kerena beberapa hal seperti dibawah ini:

  • Lokus yang tersusun pada kromosom tersusun secara linier pada deretnya.
  • Dua alel dari gen heterozigot menempati posisi sesuai pada kromosom yang homolog (identik).
  • Terjadinya pemutusan setiap kromosom homolog dari dua kromosom yang homolog sehingga terjadi pertukaran posisi.
  • Pindah silang terjadi pada tahap profase I pada tahap meiosis tepatnya pada fase pachyten selama sinapsis dari kromosom homolog.
Baca Juga:  Suatu modal ditabung dengan bunga majemuk 30% per tahun, pada akhir tahun ke-3 modal tersebut menjadi Rp. 2.197.000,00 . modal awal tersebut adalah

Faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya crossing over atau pindah silang adalah faktor hormonal dan faktor lingkungan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.

  • Temperatur: peningkatan dan penurunan temperatur pada tubuh saat terjadinya proses meiosis dapat memicu terjadinya crossing over atau pindah silang.
  • Usia: semakin tua usia individu, maka semakin berkurang kemungkinan untuk mengalami pindah silang.
  • Zat kimia: senyawa yang terdapat dalam zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan pindah silang.
  • Sinar X: paparan sinar X dapat memperbesar kemungkinan pindah silang.
  • Jarak gen: semakin jauh jarak antar gen yang terangkai, maka semakin besar kemungkinan terjadinya pindah silang.
  • Jenis kelamin: crossing over umumnya terjadi pada makhluk betina maupun jantan. Kecuali pada ulat sutera dan lalat buah yaitu hanya organisme jantan yang mengalami crossing over.
Baca Juga:  Tentukan jumlah elektron, proton, dan neutron di dalam atom atom berikut ini

 

Hasil Proses Crossing Over

Proses crossing over dapat mempengaruhi susunan segman-segmen dari sebuah kromosom, sehingga akan menghasilkan variasi individu yang berbeda. Keturunan yang dihasilkan dari proses crossing over atau pindah silang ini yaitu keturunan tipe parental (tipe orang tua/sama dengan orang tua) dan tipe rekombinasi (tipe rekombinasi baru).